bismillah.
Huaaa maafkan ane menelantarkan blog ini (lagi) heheu. Kali ini ane akan bercerita tentang pengalaman ane jadi masulah (lagi) hehe. Apa ya? I just find another hikmah being private university student. Bener-bener kayak, "Oh, ketemu lagi udang di balik batu!" It's just like.. There is nothing to regret, for real!. I just can't explain it more but, ane bersyukur bisa kuliah di swasta dan jadi masulah di fakultas. Btw, ane udah pernah ngejelasin blom ya? Masulah itu artinya apa? Masulah itu adalah ketua perempuan dalam bahasa Arab. Iya, ane jadi koordinator akhwat di lembaga dakwah fakultas di tahun pertama. Heu.
Semua dimulai dari rasa muak ane yang bertumpuk.. Liat temen-temen ane pada couple-couple an. Bukan, bukan sebegitunya ane membenci perbuatan pacaran. Ane bukan tipe orang yang terang-terangan menentang pacaran dan kontra banget. Tapi lebih ke.....persahabatan kita rusak :'( Sedih. Dulu awal semester 1 kita bener-bener yang rame segerombolan bisa sampe 10 orang jalan-jalan ke pameran. Kemana-mana bareng. Waw, ane seneng punya temen yang banyak. Tapi.....lama-kelamaan pada cinlok. Dan menjalani hidupnya masing-masing. What about our friendship? :'(
Siang itu lah ane ngeluh ke sodara kembaran ane..
"Na, gue pengen keluar dari mercubuana!!" #jeng
Bukan secara harfiah. Ane pengen pergaulan ane keluar dari sekitar kampus. Dan menemukan orang lain untuk diajak ngobrol berat. Ngobrolin apa tuh? Batu? :D Haha bukan. Ya, ngobrolin masalah-masalah di kampus, organisasi, negara juga kadang-kadang.. Apapun lah selain cinta-cintaan haha ._. Kok kesannya ane anti cinta banget yah? Bukannya gitu. Ane cuma menyayangkan makna cinta masa kini yang sudah mengerucut ke cinta lawan jenis. Dan untuk mencintai lawan jenis secara personal di masa-masa ini..menurut ane itu wasting time banget.. Mending energi dan waktu yang dicurahin buat pacar dialihin ke self-improvement? Berorganisasi, ngadain acara, kenal sama berbagai karakter orang.. Kalo kata seorang inspirator, "Terjun ke masyarakat itu kayak berenang di lautan. Dan berorganisasi saat kuliah itu seperti belajar berenang di kolam renang. Pada saat lulus nanti, kita semua akan terjun ke masyarakat. Kita harus berenang di samudera. Mau belajar berenang di kolam renang atau pas terjun baru belajar berenang?" Nahloh. Dalem banget yah??
Back to the topic. Allah mendengar keluhan ane siang itu dan foila! Dikabulkan. Mungkin karena Ramadhan juga kali ya. Maghrib-maghrib, masul (ketua laki-laki di lembaga dakwah fakultas) ngirim wa isinya logo sebuah lembaga. Logo apa nih? tanya ane. Dan ternyata, itu adalah logo ILDKB, Ikatan Lembaga Dakwah Kampus berbasis Budaya. Kumpulan dari lembaga dakwah fakultas budaya dan humaniora dari berbagai universitas. Fakultas desain dan seni juga masuk. Ketika dimasukin ke grup pusat yang isinya masul/ah dari universitas lain, ane langsung terpekik. Masya Allah! Inilah tempat ane bisa kenal temen-temen dari universitas lain, bahkan sekaliber UI dan ITB! Tentu nggak semua orang bisa dapet kesempatan ini kan?
Dan qadarullah--atas takdir Allah, (bukan) kebetulan 6 hari lagi ada acara kopdar di Bandung. Beuh, rasanya! Ane excited banget dan segera menyiapkan fisik dan mental untuk ikut acara kopdar itu. Lebay banget deh? Iya, mesti lebay! Karena kopdar nya berlangsung saat ane UAS! xD Jangan bilang-bilang ya, absen UAS ane diabsenin sama kembaran ane xD. Iya, wong UAS cuma ngumpulin tugas. Enak kan jadi mahasiswa desain? Haha, preeet. Biar kata ngerjain di rumah UASnya tetep aja susah, kan praktek semua.
Balik lagi yah ke topik haha. Singkat cerita, ane berkelana ke Bandung. (baca ; pergi sendirian) karena temen-temen di LDF banyak yang UASnya nggak bisa ditinggalin. Juga mereka nggak punya kembaran. Haha :33 Lucky me. Berangkat jam 11, nyampe di Masjid Salman ITB ashar. Lumayan lama itu perjalanan karena macet. Pas ane sampe, acara udah dimulai. Ketika itu acaranya lagi sharing-sharing LDF. Gimana medan dakwah di fakultas masing-masing, strategi nya, dan kendala yang dihadapi. Masya Allah.....saat itu ane merasa bersyukur banget. Karena medan dakwah di universitas negeri justru relatif lebih susah. Mereka sudah berhadapan dengan orang-orang yang memang secara terang-terangan menolak dakwah. Bahkan di UNPAD, diceritakan fokus masalah mereka bukan lagi perekrutan dan peningkatan kualitas anggota, tapi udah harus mikirin gimana caranya antisipasi aliran sesat yang berkembang pesat disana! Masya Allah. Dari sharing itu ane jadi tau ciri khas dakwah di universitas lain. Di ITB yang mencoba menyamakan diri dengan mad'u nya agar dakwah lebih mudah diterima. Di Telkom University yang masuk ke dalam himpunan, memberi kebermanfaatan ke temen-temen di fakultas. Di UNPAD ACC, adalah Aqidah Care Center untuk menangkal aliran sesat (NII). Di UIN yang berhadapan dengan mahasiswa-mahasiswa parno "Islam" (saking banyaknya aliran di sana). Di UI yang berhadapan dengan liberalitas yang merebak. Di UNJ juga nggak jauh beda dengan di UI karena fakultas mereka emang sama-sama terdiri dari mahasiswa yang mempelajari budaya Eropa (FIB dan FBS). Macem-macem yah. Benar-benar membuka pikiran dan cakrawala..menambah wawasan juga.
Yang bisa ane simpulin, masalah di lembaga dakwah fakultas kita mirip-mirip. Sasaran dakwah kita temen-temen mahasiswa yang berpikir dengan otak kanan, mahasiswa-mahasiswa kreatif. Dan tentu kita juga harus kreatif dalam menyajikan Islam. Tidak bisa dengan melulu kajian. Tidak bisa melulu dengan tulisan. Namun lewat teladan dan pembuktian, bahwa Islam inilah the best way of life.. Yang harus diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan.
Bah, berat kali bahasaku. Nggak papa lah ya, kan dah mahasiswa. Harus biasain baca dan nulis yang berat-berat. Hihi.
Jadi intinya, ane nulis hikmah tentang jadi masulah atau tentang ILDKB? Dua-duanya boleh xD. Intinya ane curhat kalo ane mendapatkan hikmah bahwa di universitas swasta kita juga bisa berorganisasi dan berprestasi, contohnya ane bisa ikut organisasi lintas universitas yaitu ILDKB ini.
Itu aja, dah mau maghrib.
Moga manfaat.
Wassalam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar